Asalasah ~ Pada hari ini 53 tahun lalu Anton Szandor La Vey mendirikan Gereja Setan bahkan terang-terangan beroperasi di Negara Bagian San Francisco, Amerika Serikat. Tak sekedar mendirikan sekte tanpa tujuan, La Vey membuat kitab The Satanic Bible pada 1969 sebagai panduan mereka yang jadi pengikut sekte ini.
Para penyembah Setan ini sebenarnya diketahui selama bertahun-tahun, tapi tak seorang pun muncul dan mengakui secara terbuka jika mereka pengikut satanisme. Selain mengarang kitab wajib sekte itu, La Vey dikenal pendeta hitam juga menulis buku rumusan pandangan-pandangannya mengenai Gereja Setan. Judul buku-buku itu menakutkan: Kitab Suci Setan, Upacara Satanis, Penyihir Satanis, Buku Catatan Setan, dan Setan Berbicara, demikian dilansir weareantichrist.com (2003).
Meski sudah meninggal pada 1997, diperkirakan Gereja Setan memiliki sekitar 10 ribu anggota menyebar di Amerika Utara. Sekte ini memang banyak menerima tuntutan hukum, namun kegiatan dan upacaranya terus berjalan. Mereka setia pada setan.
Simbol patung Setan atau raja iblis pun dibuat bahkan ada yang disimpan di katedral, salah satunya Notre Dame, di Ibu Kota Paris, Prancis berwujud seperti wajah manusia-binatang bertanduk dua dengan posisi bertopang dagu dan ada sayap dipunggung. Sudah banyak pemandangan film laris dunia memasukkan patung ini sebagai latar belakang dan inspirasi. Mulai dari Batman, Spiderman, hingga Si Bongkok dari Notre Dame, dan ribuan film horor.
Organisasi ini menyebut dirinya organisasi pertama di muka bumi dan di sepanjang sejarah secara terbuka menyatakan mengabdi dan menerima fitrah sejati manusia yaitu binatang jasmaniah hidup di dalam kosmos, lalu dimotivasi oleh kekuatan kegelapan yang dipanggil setan.
Gereja setan cepat menyebar di pelbagai negara tak terkecuali Indonesia. Meski belum ada pihak bisa membuktikan terang-terangan, namun disinyalir sebuah bangunan di Jalan Pasteur, Kota Bandung, jadi sarana ibadah mereka. Belum lagi ada di Kota Manado, Semarang, Jakarta, dan sebagainya.
Menurut kesaksian Mandy (bukan nama sebenarnya) pada merdeka.com, Senin (29/4), pernah menjadi pengikut gereja setan di Jakarta lantaran sang ibu ternyata abdi setia. Dia mengatakan sebuah mal besar di kawasan Ibu Kota ternyata menjadi sarang para penganut setan. Bahkan saban bulan ada ritual khusus. "Itu sebabnya mal ini selalu mencari tumbal. Percayalah akan ada suatu kejadian nyawa menghilang saban tahunnya karena memang harus demikian," ujar Mandy.
Para penyembah Setan ini sebenarnya diketahui selama bertahun-tahun, tapi tak seorang pun muncul dan mengakui secara terbuka jika mereka pengikut satanisme. Selain mengarang kitab wajib sekte itu, La Vey dikenal pendeta hitam juga menulis buku rumusan pandangan-pandangannya mengenai Gereja Setan. Judul buku-buku itu menakutkan: Kitab Suci Setan, Upacara Satanis, Penyihir Satanis, Buku Catatan Setan, dan Setan Berbicara, demikian dilansir weareantichrist.com (2003).
Meski sudah meninggal pada 1997, diperkirakan Gereja Setan memiliki sekitar 10 ribu anggota menyebar di Amerika Utara. Sekte ini memang banyak menerima tuntutan hukum, namun kegiatan dan upacaranya terus berjalan. Mereka setia pada setan.
Simbol patung Setan atau raja iblis pun dibuat bahkan ada yang disimpan di katedral, salah satunya Notre Dame, di Ibu Kota Paris, Prancis berwujud seperti wajah manusia-binatang bertanduk dua dengan posisi bertopang dagu dan ada sayap dipunggung. Sudah banyak pemandangan film laris dunia memasukkan patung ini sebagai latar belakang dan inspirasi. Mulai dari Batman, Spiderman, hingga Si Bongkok dari Notre Dame, dan ribuan film horor.
Organisasi ini menyebut dirinya organisasi pertama di muka bumi dan di sepanjang sejarah secara terbuka menyatakan mengabdi dan menerima fitrah sejati manusia yaitu binatang jasmaniah hidup di dalam kosmos, lalu dimotivasi oleh kekuatan kegelapan yang dipanggil setan.
Gereja setan cepat menyebar di pelbagai negara tak terkecuali Indonesia. Meski belum ada pihak bisa membuktikan terang-terangan, namun disinyalir sebuah bangunan di Jalan Pasteur, Kota Bandung, jadi sarana ibadah mereka. Belum lagi ada di Kota Manado, Semarang, Jakarta, dan sebagainya.
Menurut kesaksian Mandy (bukan nama sebenarnya) pada merdeka.com, Senin (29/4), pernah menjadi pengikut gereja setan di Jakarta lantaran sang ibu ternyata abdi setia. Dia mengatakan sebuah mal besar di kawasan Ibu Kota ternyata menjadi sarang para penganut setan. Bahkan saban bulan ada ritual khusus. "Itu sebabnya mal ini selalu mencari tumbal. Percayalah akan ada suatu kejadian nyawa menghilang saban tahunnya karena memang harus demikian," ujar Mandy.
Baca Juga:
- AS-lah yang Memiliki Senjata Pemusnah Massal dan M...
- Hermeneutika dalam Studi Tasawuf
- Peringkat Negera Berdasarkan Ukuran Penis